Kabar hilangnya anak Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz menyita perhatian berbagai pihak baik di dalam negeri maupun luar negeri. Putra sulung Ridwan Kamil yang kerap disapa Eril ini terseret arus saat berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss, pada Kamis, 26 Mei 2022 waktu setempat. Hingga pencarian hari ketujuh, keberadaan Eril masih belum diketahui. Berbagai metode pun digunakan untuk mencari putra Gubernur Jawa Barat tersebut. Selain itu, dukungan banyak berdatangan untuk keluarga Ridwan Kamil agar diberikan ketabahan.
Bagi banyak orang, sosok Eril dikenal sebagai pemuda yang baik, aktif berorganisasi, dan memiliki jiwa sosial tinggi. Sementara itu, menurut dosen pembimbing Eril, Indrawanto, anak Ridwan Kamil itu terlihat sederhana seperti mahasiswanya yang lain. Ia mengenal Eril sejak awal semester, lantaran postur tubuh mahasiswanya itu tinggi sehingga mudah dikenali. Pada awalnya ia tidak mengenali bahwa Emmeril Kahn adalah anak sulung Gubernur Jawa Barat. "Dia sangat biasa di mata saya, bahkan saya tidak mengenali kalau dia itu anak gubernur," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal YouTube Intens Investigasi, pada Rabu, 1 Juni 2022.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa hanya mengingat figur Eril tanpa mengetahui latar belakang keluarganya. Indrawanto pun memperlakukan Eril seperti mahasiswa lainnya. Pada kesempatan itu, ia juga mengungkap rasa kagum kepada Eril karena tidak menunjukkan dirinya sebagai anak seseorang yang memiliki kuasa. "(dia) low profile, sangat biasa. Dalam hal ini saya kagum karena dia tidak menunjukkan bahwa 'saya adalah anak orang penting' begitu ya," katanya. Menurutnya, saat bimbingan, Emmeril Kahn nampak sangat biasa seperti mahasiswa pada umumnya.
Bagi Indrawanto, pergaulan Eril inklusif bukan eksklusif. Putra orang nomor satu di Jawa Barat itu bergaul dengan semua mahasiswa. Selain itu, mahasiswa jurusan mesin ini aktif dalam berbagai organisasi baik di dalam kampus maupun luar kampus. Eril juga merupakan mahasiswa yang baik, rajin, dan memiliki nilai bagus. Menurut Indrawanto, ia bisa menyeimbangkan antara kegiatan akademik dan non akademik.